Aku tak tau harus
dimulai dari mana, mungkin ini semua berasal dari hati. Hati yang tak mampu
mengingkari bahwa aku juga ingin seperti mereka. Dee, sekeras apapun hidupku
tak sebanding dengan betapa kerasnya hidup yang kau alami. Kau mengerti semua
yang ada padaku karena memang kamulah yang masih mengerti tentang ku, tak peduli
kau teman lamaku apa tidak tapi kau masih segalanya. Banyak kutemui orang-orang
baru tapi tak ada yang seperti mu.
Dee, aku seperti ini
karena aku tak sekuat dirimu, masih banyak hal yang aku takutkan..
Ternyata apa yang kau
katakan memang benar , bahwa dunia tak sebaik yang aku kira dan ini sungguh
keras. Aku baru menyadarinya, aku berusaha untuk mengabaikan, tapi terlalu lama
dan semakin lama aku dianggap lemah oleh mereka, dan mereka tak sebaik yang aku
kira. Mereka perlahan menghancurkan aku seperti tanpa melihat kebaikan apapun
yang pernah aku korbankan untuk mereka. Ini bukan masalah ketulusan, tapi aku
merasa bahwa dunia sudah tak adil buatku.
Aku tau bahwa hidupmu
lebih keras dari ini, tapi aku tak sekuat dan sedewasa kamu, aku ingin berlari
dari semua, menjauh dan bersikap masa bodoh dengan apa yang ada. Tapi selalu
ada hal yang menghalangi. Mereka yang aku kenal baik sebelumnya, mereka yang
bicara tentang sebuah persahabatan, kekompakan, dan omong kosong lainnya sudah
tak bisa aku percaya lagi.
Ini bukan hidup !
serasa mati dalam suasana manusia yang menyakitkan. Bagaimana rasanya jika kau
menjadi sosok yang terlupakan dan mereka tak menghargaimu sama sekali, setelah
usahamu bermanfaat bagi mereka tapi kau dilupakan begitu saja ? konyol bukan ?
tapi aku faham itu sifat manusia. Ada yang bilang “belum saatnya”, tapi sampai
kapan aku menunggu dan berkata “inilah saatnya”, waktu selalu salah dan tak
memberiku kesempatan untuk berkata bahwa ini begitu menyakitkan.
Kau tahu bahwa ini
sungguh berat untuk kulalui sendiri, tak seperti masa-masa lalu dimana aku
bebas bersamamu, sesakit atau sebahagia apapun kau tetap ada dipundakku,
begitupun sebaliknya. Mungkin inilah masa dimana aku hidup dewasa tanpa kamu,
agar aku bisa belajar dewasa darimu ketika kita jauh. Kau tau bahwa aku sangat
dan begitu beruntung, aku merindukanmu Dee.
Mencoba berbicara pada
Allah, jalan Allah selalu tak terduga. Aku selalu berdoa agar aku menjadi
wanita yang kuat, wanita yang bersyukur dengan apapun yang ada. Aku ingin kita
berdua sukses, membuktikaan kepada mereka bahwa kita kuat dan tak pantas untuk
diremehkan dan mereka menyesal atas apa yang mereka remehkan. Semangat !
Terkasih,
Putri Diah KW